Hello there..! Welcome..!

Hi there . . ! Welcome to my blog . . !

Kamis, Mei 23, 2019

Cinta Buta, Lumpuh Logika!

Negeriku ini memang sedang lucu-lucunya di usia yang sudah tidak lagi belia padahal. Ada banyak "PRADUGA" BERSELIWERAN di tengah-tengah bulan suci Ramadhan ini yang MEMECAH belah NKRI bahkan dimulai dari ruang lingkup keluarga, pertemanan & masyarakat luas. Perang opini, perang sindiran, perang doktrin bahkan perang sumpah serapah, mewarnai ibadah puasa yang katanya menahan segala hawa nafsu, demi membela sang capres kecintaan. Rela kah anda sekalian kehilangan kehangatan persaudaraan demi orang yang tidak anda kenal secara pribadi & tidak ada hubungan darah?

Berbeda itu sah-sah saja jika anda menyikapinya dengan cara yang DEWASA! Semakin terlihat siapa yang dewasa & siapa yang kekanak-kanakan dalam satu forum perbincangan politik.

Sebaiknya, jika anda TIDAK FAHAM sama sekali, DIAM itu lebih baik ketimbang PURA-PURA FAHAM agar terlihat "update" dengan hanya berbekal "BERITA BROADCAST BY SOCMED" yang provokatif & tidak jelas dari mana sumbernya. Oh My! Lebih baik kembali ke media mainstream (Berita di TV/media masa) yang memiliki SOP (Standar Operasional Prosedur) dalam menyiarkan informasi yang akurat, bersumber jelas & tidak mengandung unsur provokatif.

STOP "menyangkut pautkan" segala peristiwa dengan pilpres (padahal tidak ada korelasinya).
STOP share video/foto-foto tahun jaman batu yang diakui sebagai peristiwa baru-baru ini. (Sumpah ini fix bikin KETAWA!)
STOP share foto-foto dengan quote/meme (yang diakui sebagai kata-kata orang yang ada di dalam foto) buatan orang-orang tak bertanggung jawab.

Mari BERTABAYYUN. Jangan telan mentah-mentah sirkulasi informasi yang kian derasnya di hadapan anda, apalagi dari social media broadcast. Teliti dan cermati semua informasi (terutama HOAX broadcast yang tidak jelas sumbernya).

Jangan biarkan diri anda dibodohi berita HOAX!
Jangan biarkan diri anda terlihat konyol atau jenaka bagi orang-orang yang ternyata lebih faham dari anda.
Jangan biarkan cinta buta anda, melumpuhkan logika anda! (L.E.)

Rabu, Februari 06, 2019

Budaya Kolektif

Di suatu waktu dan tempat:

A: "Sekarang berapa harga seporsi makan di tempat X?"
B: "Sekian..."
A: "Mahal amat. Daripada beli begitu mendingan buat beli Y bisa buat berapa kali makan." (dengan nada yang sinis dan seperti kesal)
B: (Hanya tersenyum).

Dari contoh ilustrasi di atas, si A lebih mengutamakan mengungkapkan opininya dibanding menggunakan akal sehatnya & berfikir bahwa si B memiliki alasan sendiri. Ia tidak tahu bahwa B berfikir, "Ia bekerja dari hasil keringatnya sendiri, apakah ia hanya harus mendapatkan rasa letih & stressnya saja? Bukankah setiap orang punya cara sendiri2 untuk me-refresh isi kepala dan jiwanya? Ukuran kesenangan setiap orang berbeda2 kan? Bahkan si B tidak minta ke suaminya. Ia jajan pakai uang sendiri, masih selalu punya tabungan & simpanan. Lagipula uang istri adalah hak istri". Lalu apakah si B harus "curhat" ke A tentang semua itu?
Lalu bagaimana jika dibalik si B yang usil, "Hei A, kenapa nggak sekali2 menikmati hidup, bla bla bla...?" tanpa berfikir bahwa alasan si A adalah, "Karena saya tidak punya budget lebih untuk hal itu. Saya hanya mengandalkan yang diberi suami. Prioritas saya bukan itu". Tapi karena B lebih "pintar & faham" maka Ia tidak akan bertanya atau menghakimi hal2 yang bukan urusanya atau sengaja membuat orang yang ditanya jadi malu atas jawabanya.

Ini hanya salah satu contoh budaya kolektif di Indonesia, yaitu selalu memikirkan pendapat umum. Diberi label "normal" jika sama dengan kebanyakan, lalu dinilai "abnormal" jika berbeda dengan kebanyakan. Terbiasa atau hobby menghakimi sesuatu yang Ia tidak faham alasanya.